Cerpen

Tumbuh dan Mekar Bersama

Oleh: Khadijah Buma Azwa masih merunduk dalam, air matanya tak mau berhenti mengalir, meski mulutnya sudah lelah meracau dan berteriak, tangisnya tak kunjung reda. Dua tahun berlalu, hubungannya dengan kekasih baik- baik saja selama ini, jadi siapa sangka Azwa akan mengalami hal semacam ini? Janji manis sebuah pernikahan pupus dengan kalimat singkat nan menyakitkan. “Kita …

Tumbuh dan Mekar Bersama Selengkapnya »

Gadis Mesir Bermata Bening

Oleh: Putri Nilam Sari Siang itu kampus sudah mulai sepi, karena sudah minggu tenang untuk persiapan ujian. Sedangkan aku masih ingin berada di kampus, menikmati suasana sepi sambil mengulang hafalanku. “Assalamualaik habibty,” sapa seorang gadis Mesir, yang kemudian kuketahui namanya Isra. Ia menghampiriku, kemudian kita saling berkenalan dengan bahasa Arabku yang memakai logat fushah, beruntungnya …

Gadis Mesir Bermata Bening Selengkapnya »

Sahabat yang Layak

Oleh: Khadijah Buma “Azwa, kamu dimana?” Bunyi pesan singkat dari seorang perempuan yang baru-baru ini menjadi sahabatnya. Ia memutar matanya malas dan mencebik kesal. “Kenapa hm?” Tanya suara yang menenangkan di sampingnya. “Males dicariin mulu,” keluh Azwa pada penanya. “Ya mungkin dia khawatir, kalau mau pulang silahkan,” tanggap sosok itu, disertai kekehan kecilnya yang terdengar …

Sahabat yang Layak Selengkapnya »

Hal Remeh Berjuta Makna

Oleh: Ferdi Pratama Ratusan layang-layang yang rapi di langit London hari itu menari-nari seperti barisan burung yang sedang bermigrasi. Angin pantai yang berembus kencang membuat mereka terbang lebih jauh di atas senja yang indah dipandang mata. Di pinggir pantai, tampak seorang pemuda yang sedang menepi dari ketiga temannya yang menatap matahari  perlahan mulai terbenam, ditemani …

Hal Remeh Berjuta Makna Selengkapnya »

Titik Balik

Oleh: Raihana Salsabila Pemuda berambut kusut itu terbaring di atas dipan kayu jati. Sudah dari tujuh jam yang lalu ia berkutat dengan media kotak, membenamkannya dengan dunia ketidak acuhan. Apalah yang akan dikerjakan Adit pada hari Minggu yang cerah ini, selain menatap indah benda kotak itu. Mau ibu meneriakinya sekalipun, bahkan untuk menepis perut kosongnya …

Titik Balik Selengkapnya »

Ambisi yang Kuat

Oleh: Raj Afif Thaifury Langit biru dengan kabut yang perlahan mulai menghilang. Matahari mulai menampakkan dirinya. Pagi hari yang cerah tapi tidak berbanding terbalik dengan raut wajah dan hatiku saat itu. Mataku tertuju pada jam dinding bandara yang menunjukkan pukul 07.10 WIB. Air mataku mulai mengalir membasahi pipi secara perlahan, menangisi kecerobohanku yang telah kuperbuat. …

Ambisi yang Kuat Selengkapnya »

Sajadah dalam Plastik

Oleh: Muhammad Fachri Aziz Dia hidup sebagai anak biasa yang berharap tinggi pada cita-citanya. Anak kampung yang diharapkan orangtuanya akan mengubah nasib keluarga. Dia dipanggil Syukri. Suatu hari yang biasa, di sore hari Syukri melihat anak kecil yang menangis di samping sungai Syukri pun bertanya, “Dik, mengapa kau menangis?” Anak kecil itupun menjawab, “Ayahku bertengkar …

Sajadah dalam Plastik Selengkapnya »

Jalan yang Tak Disangka

Oleh: Raj Afif Thaifury Pemuda berpeci putih dengan baju koko menenteng tas sandang barunya berwarna biru, sebut saja ia Raja. Ia sedang berjalan menyusuri jalan setapak diantara imaroh-imaroh yang kumuh menuju mahattoh. Hari-harinya dilalui seperti biasa pergi ke kuliah dan majelis-majelis ilmu. Sejak awal berangkat ia merasakan hal yang aneh dan seperti ada yang kurang. …

Jalan yang Tak Disangka Selengkapnya »

Penyesalan

Oleh: Rama Maha Putra Aku berlari menuju bus yang sebentar lagi akan berangkat ke tujuan selanjutnya. “Huh, untung pas banget,” kataku pelan sambil terengah-engah. Aku pun duduk di kursi ketiga dari belakang sopir. Saat aku masuk, bus masih sepi, hanya ada aku dan satu penumpang yang duduk tepat di belakangku. Sepanjang perjalanan, mataku tak henti-hentinya …

Penyesalan Selengkapnya »

Kebahagiaan yang Tertunda

Oleh: Fikih Azali Suasana hening. Dalam sebuah kamar apartemen berukuran 2×3, bersama tumpukan kitab-kitab, aku menanti tengah malam tiba. Aku membolak-balik sebuah kitab tanpa membacanya sama sekali. Aku memperhatikan dinding bercat abu-abu semakin hari tampak semakin kusam. Seperti hatiku yang kini tenggelam terhanyut beragam masalah. Sesekali aku meneguk kopi hitam dari gelas rapuh peninggalan pemilik apartemen …

Kebahagiaan yang Tertunda Selengkapnya »