Biografi Singkat Imam Syafi’i

Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata,
‎شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي
‎فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي
‎وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ
‎وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي

“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.”

Kemudian pada tahun 189 H, Imam Syafi’i kembali ke kota Mekkah, membuka majelis, dan berfatwa. Pada masa ini mulai berkembang fikih Imam Syafi’i sebagai satu mazhab tersendiri.
Kemudian beliau kembali ke Baghdad, kota yang membuat Imam Syafi’i begitu terpesona karna terkumpul di dalamnya madrasah ahli Hadits dan ahli ro’yu. Beliau menetap selama dua tahun di Baghdad sebagai guru besar, lalu kembali ke Mekkah beberapa saat, dan kembali lagi ke Baghdad selama satu tahun, sebelum akhirnya memutuskan meninggalkan Baghdad menuju Mesir.

Imam Syafi’i menetap di Mesir kurang lebih selama empat tahun, selama itulah beliau membangun dan mengembangkan mazhabnya, dan menyebarkan fatwa-fatwa beliau, yang kemudian di kenal sebagai qoul jadid-nya Imam Syafi’i.

Di Mesir, Imam Syafi’i bertemu Imam Laits bin Saad untuk saling bertukar pengetahuan, dan di Mesir lah banyak lahir ulama ulama besar selanjutnya dari kalangan murid Imam Syafi’i.
Mesir menjadi tempat pengembaraan terakhir Imam Syafi’i, beliau akhirnya wafat dan di makamkan di Mesir. Hingga saat ini, makam beliau yang juga bersampingan dengan masjid, selalu ramai di kunjungi oleh para peziarah, dari para pengikut mazhab Imam Syafi’i.

Penulis : Putri Nilam Sari

Editor: Fathiah Salsabila

Sumber : Biografi Imam Syafi(pdf), rumayso.com, barisan.co

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *