Menjaga Sinergitas Mahasiswa dan Alumni Al Azhar

“Kok mahasiswa Al Azhar gak bisa baca kitab gundul, kok mahasiswa Al Azhar masih sulit dalam berbahasa Arab, kok mahasiswa Al-Azhar gak bisa khutbah ataupun ceramah.” Ini adalah ucapan yang terkadang sampai ke telinga kita, sebagai Mahasiswa Al-Azhar Kairo. Ini menjadi sebuah permasalahan yang tidak kecil bagi sebagian mahasiswa karena disebabkan hanya beberapa personal yang mengalami seperti halnya di atas. Seharusnya dengan latar belakang kuliah di kawasan Timur Tengah apalagi dengan penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam kesehariannya baik dalam pembelajaran dan interaksi, hal ini bisa meminimalisir terjadinya kejadian tersebut.

Siang hari menjelang sore waktu Mesir,  KSMR mengadakan Webinar melalui via zoom bersama alumni-alumni Al-Azhar dengan narasumber Prof. H. Abdul Somad Lc., D.E.SA., Ph.d. mengangkat tema “Sinergitas dan Balancing Dunia Akademik di Universitas dan Medan Dakwah di Tengah-tengah Masyarakat Bagi Seorang Azhary”, dilanjutkan dengan narasumber Dr. H. Zul Ikrami Lc., M.I.L dengan tema “Urgensi Penguasaan Turats Islam Sebagai Bekal Berdakwah di Masyarakat”.

Dari tema yang dipaparkan timbul beberapa pertanyaan diantaranya; Mengapa alumni Al-Azhar harus menyinergikan peran yang seimbang dan mengusai ilmu turats?  Bagaimana menyesuaikan retorika dan urgensitas manhaj ahlu sunnah al jama’ah dalam berdakwah. Menjawab pertanyaan ini, peran azhary dalam penyeimbangan sinergi karena azhary adalah dai dan alumni Al-Azhar ini ketika pulang ibaratnya seperti merawat sebuah pohon dari akar. Maka batang, putik dan buahnya semua harus digarap akarnya sampai pucuk pohon dan tidak bisa akarnya saja yang bagus tapi buahnya busuk daunnya kering. Karena tidak bisa ke atas saja ke bawah tidak, hanya di bawah di atas tidak, semua harus digarap. Mengakar ke bawah berpucuk ke atas itulah azhary.

Mengusai ilmu turats memiliki kunci. Pertama, yakni bahasa Arab.
أن يكون العربي كالعربي
Bila hendak berbahasa arab maka harus seperti orang arab berbahasa.
Kedua, mengerti dan paham karakter ilmu. Ketiga, mengetahui tangga-tangga ilmu. Menyesuaikan retorika salah satunya dengan berbahasa dan berbudaya seperti mereka, dengan syarat tidak melewati batas syari’at. Kita harus bisa menyesuaikan cara berdakwah dengan jama’ah bukan malah sebaliknya.

Prof. Dr. Abdul Somad Lc., D.E.SA., Ph.d. berpesan di akhir pertemuan kepada seluruh pendengar webinar khususnya warga KSMR agar sukses dalam studi, sukses talaqqi, sukses metodologi, sukses komunikasi, dan sukses organisasi.

Kenapa? Apakah masih sulit untuk menggapai hal tersebut? Sulit dan tidaknya tergantung pada diri kita sendiri, apakah kita mau melakukannya atau tidak?

Oke, mari kita coba cari dari sudut yang lain, dari sudut lingkungan. Apakah lingkungan kita dikelilingi orang-orang yang baik dan mereka bisa mengajak kita kepada kebaikan?
Maka bersahabatlah dengan orang-orang saleh. Inilah jawaban yang sering didengar oleh penulis pada Ramadhan yang lalu di masjid-masjid yang ada di Mesir, berteman dan mencari orang-orang sholeh dengan tanpa disadari kesalehan, kebaikan, dan ilmu mereka menular pada diri kita sehingga menuntut untuk selalu berbuat baik.

Penulis: Raj Afif Thaifury
Editor: Fathiah Salsabila

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *