Realita Berkuliah di Universitas Al-Azhar Mesir

Kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir merupakan impian setiap pelajar yang ingin mendalami ilmu agama, karena Universitas Al-Azhar merupakan salah satu universitas tertua dan universitas Islam terbesar di dunia.Universitas Al-Azhar telah banyak melahirkan ulama-ulama yang berpengaruh di seluruh dunia, di Indonesia khususnya banyak sekali tokoh-tokoh besar agama merupakan alumni dari Universitas Al-Azhar Mesir. Contohnya ialah Wakil Presiden Indonesia KH. Ma’ruf Amin, cendekiawan ilmu Al-Qur’an dan mantan Menteri Agama Indonesia Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi Lc., MA karena itu tidak heran banyak sekali para siswa dan santri khususnya sangat ingin meneruskan jejak mereka. 

Kuliah di Universitas AI-Azhar tidaklah mudah. Tidak hanya dibutuhkan kesiapan mental dan materi saja, namun juga ijtihad dan optimisme yang tinggi dalam melewati prosesnya. Untuk mendaftar ke Universitas AI-Azhar calon mahasiswa diharuskan mengikuti tes bahasa arab dan hafalan AI-Qur’an. Setelah dinyatakan lulus, mahasiswa AI-Azhar akan menempuh pendidikan selama kurang lebih 4 tahun untuk program Sl. Saat proses inilah menjadi seorang mahasiswa di Universitas Al-Azhar akan banyak diuji. Kehadiran di kuliah yang tidak memerlukan absensi menjadi alasan banyak mahasiwa untuk bolos kuliah dan ujian yang cukup sulit di akhir setiap termin memaksa seorang mahasiswa Al-Azhar untuk belajar dengan keras. Belum lagi keuangan yang cukup sulit dan besarnya peluang berbisnis di Mesir membuat banyak mahasiswa goyah dan tidak sedikit yang Rosib atau gagal naik tingkat kuliah. 

Universitas Al-Azhar Mesir memiliki dua tipe pembelajaran yaitu Akademik dan Non Akademik atau lebih masyhur dengan istilah Jami ‘ wal Jami ‘ah. Metode Jami’ah adalah metode Akademik dengan proses belajar mengajar di universitas bersama para Dosen. Sedangkan metode Jami ‘ adalah metode Non Akademik dengan sistem Talaqqi yaitu duduk bersama mendengarkan penjelasan kitab-kitab bersama para Syeikh di Mesjid AI-Azhar. Jika seorang mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran dua metode ini dengan baik maka dia akan menjadi seorang mahasiswa yang unggul di berbagai cabang ilmu. 

Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas AI-Azhar Mesir,seorang mahasiswa memiliki tanggungan yang besar. Stigma masyarakat yang beranggapan bahwa seorang lulusan Timur Tengah khususnya Al-Azhar harus menjadi seorang pendakwah atau Ustadz menjadikan para orang tua berharap anaknya dapat menyebarkan ilmu agama dan menjadi orang yang sukses seperti alumni pendahulu mereka. Hal ini disebabkan juga oleh pengaruh dakwah Al Azhar di seluruh dunia. Jadi, seorang mahasiswa harus menjalani dua proses yang dikenal Tahammul wal Ada. Tahammul adalah mengambil ilmu dari Al Azhar dan Ada ‘ adalah menyebarkan ilmu agama tersebut kepada masyarakat. Tanggungan ini juga sebagai Risalah Dakwah untuk meneruskan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. 

Penulis: Siska Herna Putri, Lc

Editor: Fathiah Salsabila

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *