Ksmrmesir.org (15/7) — Divisi Keilmuan Wihdah PPMI Mesir menggagas Forum Kajian Perempuan (FORKAPAN) 2025 sebagai ruang diskusi yang mengumpulkan perempuan-perempuan berdaya dari berbagai parlemen mahasiswa dan delegasi ASEAN. Forum ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi intelektual lintas negara, tetapi juga sarana strategis untuk mengasah daya pikir kritis serta memperkuat keterampilan berbahasa Arab para mahasiswi Indonesia di Mesir.
Mengusung tema “رئاسة المرأة” (Kepemimpinan Perempuan), FORKAPAN 2025 mendorong dialog reflektif dan tajam mengenai eksistensi serta kontribusi perempuan dalam ruang-ruang strategis di tengah dinamika zaman yang terus bergerak.
Forum ini dihadiri oleh 35 delegasi dari berbagai wilayah, termasuk dua delegasi asal Singapura, ibu-ibu Darmawati Persatuan KBRI Riau, perwakilan mahasiswi senior strata 2 dan 3, tim esai dari Literature Academy, Ketua Wihdah PPMI Mesir Hanifah Minhajul Hayah, serta 27 peserta umum dari kalangan mahasiswi Indonesia.
Ketua pelaksana FORKAPAN, Khoriyah Islamiyah, menuturkan bahwa forum ini lahir dari keresahan akan minimnya ruang diskusi yang kritis dan inklusif di kalangan pelajar Indonesia di Mesir.
“Latar belakang FORKAPAN hadir di tengah-tengah kita karena kurangnya wadah diskusi dan berpikir kritis. Forum ini juga menjadi ruang silaturahmi bersama teman-teman ASEAN, sekaligus mendengarkan tanggapan mereka terhadap isu-isu yang kita angkat,” jelasnya.
Menurut Khoriyah, isu kepemimpinan perempuan bersifat dinamis dan terus relevan seiring perubahan sosial, budaya, dan politik. Perempuan terbukti memainkan peran penting dalam berbagai lini kehidupan, namun tetap menghadapi tantangan sistemik yang membatasi ruang gerak dan pengakuan terhadap kontribusi mereka.
FORKAPAN 2025 berlangsung selama dua hari (15-20 Juli). Hari pertama, dikemas dalam dua segmen diskusi. Sesi pertama menggunakan bahasa Arab, memberi ruang bagi peserta untuk mengasah kemampuan bahasa sekaligus mengemukakan pendapat dalam konteks internasional. Sesi kedua dilanjutkan dengan bahasa Indonesia, memungkinkan peserta menyampaikan gagasan secara lebih bebas dan mendalam.
Tiga pemantik diskusi turut dihadirkan dalam forum ini. Para peserta diberikan waktu satu menit untuk merespons atau membantah pernyataan yang dilemparkan ke forum. Panelis kemudian bertugas menengahi, menyempurnakan, dan memperdalam substansi yang muncul dari interaksi tersebut.
Sebagai ruang afirmatif, FORKAPAN tak hanya memantik diskusi, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya kepemimpinan perempuan di tengah tantangan zaman. Forum ini menjadi pengingat bahwa suara perempuan tak hanya layak didengar—tapi juga pantas diperhitungkan dalam arah perubahan.
Reporter: Raihana Salsabila
Editor: Fikih Azali