KAFIYAH dan Izalatul Iltibas: Mengurai Fikih Perempuan Tanpa Sekat

Ksmrmesir.org (14/7) — Syariah Awards 2025 semakin semarak dengan hadirnya forum Kajian Fikih Syariah (KAFIYAH), sebuah wadah edukatif yang diinisiasi oleh Senat Mahasiswa Fakultas Syariah Islamiyah (SEMA FSI). Bertempat di Sekretariat IKADU Hay Asyir, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi Keputrian FSI bersama Keputrian IKADU.

Lebih dari 104 peserta antusias mengikuti kajian yang menghadirkan Ustadzah Nurhara, Lc., Dipl.—delegasi Simposium Internasional PPI Dunia di Belanda—sebagai pemateri. Afina, ketua pelaksana, mengungkapkan kegembiraannya atas tingginya partisipasi peserta.

“Antusias peserta tinggi sekali. Lebih dari 104 orang yang daftar, dan itu pun masih banyak yang nggak bisa ikut karena kuota dan tempatnya terbatas. Tapi tenang, kita ada rekamannya, jadi yang nggak sempat ikut bisa nonton di YouTube SEMA FSI,” tuturnya.

Berlangsung selama dua hari, 13–14 Juli 2025, KAFIYAH mengupas kitab Izalatul Iltibas, membahas tuntas fikih seputar haid, istihadhah, dan nifas. Materi ini kerap dianggap isu sensitif, padahal berkaitan langsung dengan keabsahan ibadah seorang muslimah. Tak hanya penting bagi perempuan, fikih ini juga perlu dipahami oleh laki-laki sebagai calon pemimpin keluarga yang kelak berkewajiban membimbing istri dan anak-anaknya.

Menariknya, kajian yang biasanya dikemas dalam enam hingga delapan pertemuan ini berhasil dirangkum efektif hanya dalam dua sesi tanpa melewatkan satu halaman pun. Pemilihan kitab Izalatul Iltibas sendiri bukan tanpa alasan. Sebelumnya, Keputrian SEMA-FSI pada dua tahun lalu telah mengkaji kitab Ibanah, sehingga kajian ini menjadi bentuk kelanjutan dan pengembangan agar para mahasiswi tidak hanya berhenti di tingkat dasar.

Dalam pesannya, Ustadzah Nurhara berharap forum edukatif semacam ini bisa menjadi pemantik semangat untuk menyadari urgentitas ilmu yang berhubungan dengan ibadah dan tidak pernah malu dalam belajar.

“Mungkin tidak seratus persen semuanya langsung paham, tapi minimal teman-teman bisa mengenal, dan apa-apa saja yang belum paham bisa diulang kembali, sehingga mereka lebih aware terhadap macam-macam darah yang ada pada perempuan,” ungkapnya.

Kegiatan ini ditutup dengan penyerahan sertifikat, dokumentasi foto bersama, dan dialog interaktif kepada para peserta.

Reporter: Raihana Salsabila
Editor: Fikih Azali

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *