Ksmrmesir.org (17/11) – Angkringan Raudhatul Mufakkirin mengundang Ilham Maulana, seorang lulusan sarjana Al-Azhar jurusan Tarikh wal Hadlarah, sebagai pemateri dalam sebuah acara yang berlangsung di Antara Cafe. Dalam kesempatan tersebut, Ilham membagikan penjelasan singkat tentang sejarah Zionisme dan dampaknya terhadap dunia Islam. Acara ini dipandu oleh Muhammad sebagai moderator yang berhasil menarik antusiasme peserta.
Ilham Maulana menjelaskan bahwa Zionisme merujuk kepada gerakan yang didorong oleh orang-orang Yahudi yang menginginkan pendirian negara bagi bangsa mereka. Theodor Herzl, yang dikenal sebagai “Bapak Negara Yahudi,” adalah tokoh utama yang mendorong lahirnya Zionisme. Herzl mengubah gerakan ini dari sekadar ideologi menjadi gerakan politik, dengan tujuan membangun negara Yahudi di tanah Palestina, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Utsmaniyah.
Latar belakang pemikiran Zionisme ini muncul sebagai respons terhadap diskriminasi dan penolakan yang dialami oleh orang Yahudi di Eropa (antisemitisme). Herzl berupaya memperoleh dukungan dari pengusaha-pengusaha Yahudi kaya dan juga dari negara-negara besar, termasuk Inggris, untuk mewujudkan tujuan tersebut. Namun, upaya ini terhenti ketika Herzl meninggal pada tahun 1904.
Pada tahun 1905, gerakan ini diteruskan oleh Chaim Weizmann, seorang ilmuwan kimia asal Yahudi yang tinggal di Inggris. Weizmann berhasil mendapatkan dukungan penuh dari Inggris untuk pembentukan tanah air bagi orang Yahudi, yang kemudian memicu ketegangan dan konflik besar, termasuk Perang Dunia I (1914–1918). Setelah perang berakhir, Sekutu (termasuk Inggris) meraih kemenangan, sementara Blok Sentral, yang terdiri dari negara-negara seperti Jerman dan Turki Utsmaniyah, kalah. Kekalahan ini memberi peluang bagi negara-negara Sekutu untuk menguasai wilayah yang sebelumnya berada di bawah kendali Blok Sentral, termasuk Palestina.
Dengan dukungan dari Inggris, banyak orang Yahudi mulai bermigrasi ke Palestina. Dalam Kongres Zionis pertama, gerakan ini menegaskan tujuan mereka untuk mendirikan negara yang meliputi wilayah dari Sungai Nil hingga Sungai Efrat—sebuah ambisi besar yang berpotensi menggoyahkan stabilitas negara-negara Muslim lainnya.
Ilham Maulana menegaskan bahwa akar permasalahan yang terjadi di Palestina adalah akibat dari gerakan Zionis. Mereka telah mengganggu stabilitas dan kedamaian masyarakat di wilayah tersebut, yang akhirnya berdampak pada konflik berkepanjangan antara Yahudi dan Arab di Palestina.
Acara tersebut berjalan dengan lancar dan kondusif. Sebagai penutup, moderator membuka sesi tanya jawab dan diskusi, di mana peserta diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan atau bertanya lebih lanjut.
Reporter: Raj Afif Thaifury
Editor: Raihana Salsabila