Ummi Fatin, Seorang Sastrawan Nasional, Taruh Harapan Tinggi pada Kualitas Sastra Masisir

Pendar (Pena Darussalam) berkolaborasi bersama PMIK (Perpustakaan Mahasiswa Indonesia Kairo) adakan seminar sastra, guna meningkatkan kualitas sastra dan menegakkan literasi di tengah masisir. Tema pembahasan sastra kali ini membawa gebrakan baru, pasalnya seminar ini memperkenalkan puisi esai, yakni genre baru dalam puisi. Genre ini sangat membantu kebutuhan masisir dalam menceritakan suatu peristiwa, mengangkat isu sosial, serta menjadi wadah yang indah dalam urusan kritik-mengkritik.

Ummi fatin selaku sastrawan nasional Indonesia, serta beberapa kali pernah menjadi utusan ke luar negeri menjelaskan lebih lanjut terkait penggunaan puisi esai ini dalam kehidupan dan kebutuhan bidang masisir, “Puisi esai ini juga bisa digunakan untuk menceritakan kisah-kisah nabi, dibikinkan puisinya lalu sertakan sumber ayatnya di catatan kaki, tentunya dalam al-Qur’an tidak boleh berimajinasi, selanjutnya mengangkat isu sosial juga bisa menggunakan puisi esai, meski tetap dengan memperhatikan rambu-rambu publikasi di Mesir“

Seminar yang diadakan di Ruang Baca PMIK, Wisma Nusantara, Rab’ah ini berjalan dengan suasana kekeluargaan karena Ummi Fatin merupakan Mahasiswi Al-Azhar tahun 1987-1995, sezaman dengan Kang Abik, novelis Indonesia, sehingga komunikasi berjalan selayaknya ibu bersama dengan anak-anaknya.

Ummi Fatin juga ungkap harapan beliau kepada masisir dalam sesi wawancara dengan Kru Al-Jauhar “Pak Fudoli Zaini, Gusmus, Kang Abik, semua orang yang pernah singgah di Mesir, mereka seperti memasuki bank kosa kata, yang bisa melahirkan sebuah karya yang besar, karena apa yang dia lihat disini, itu sangat berbeda dengan apa yang dia lihat di Indonesia yang kalau ditulis, akan menghasilkan tulisan yang daging banget, karena kita memiliki banyak perbedaan latar belakang dan budaya yang ketika bertemu dan diolah, bisa menjadi hasil karya yang baik, saya percaya itu“.

Bahkan setelah acara berakhir, bincang dan diskusi masih terus berjalan antar Ummi Fatin dan beberapa peserta yang masih antusias.

Reporter: Khadijah Buma

Editor: Raihana Salsabila

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *