Ksmrmesir.org (18/10) – Yahya Sinwar, pemimpin Hamas yang dikenal karena kepemimpinannya di Jalur Gaza, dilaporkan wafat pada Rabu (16/10/2024) akibat serangan Israel di Rafah, wilayah selatan Jalur Gaza. Israel mengonfirmasi kabar ini pada Kamis (17/10/2024) setelah melakukan tes DNA terhadap jenazah Sinwar. Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Khalil El-Hayya, juga mengumumkan kesyahidan Sinwar.
Dilansir dari BBC dan Al Jazeera, El-Hayya menyatakan dalam pidatonya, “Kami berduka atas pemimpin besar, saudara yang syahid, Yahya Sinwar Abu Ibrahim. Sejak awal, ia terlibat dalam perjuangan sebagai pejuang tangguh. Ia menentang keras penindasan di balik jeruji besi Israel, dan setelah dibebaskan, ia melanjutkan dedikasinya.”
Sebelum meninggal, Sinwar bersembunyi di terowongan bawah tanah Gaza. Saat patroli Israel mendeteksi tiga anggota Hamas, mereka melancarkan serangan setelah memastikan tidak ada sandera yang terlibat.
Satu hari setelah penyerangan, jenazah ditemukan dan diidentifikasi memiliki kemiripan dengan Sinwar. Untuk memastikannya, jenazah dibawa ke fasilitas forensik Israel di Tel Aviv untuk diuji lebih lanjut.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menjelaskan bahwa ketiga anggota Hamas tersebut terlacak oleh drone Israel dan terbunuh dalam serangan oleh tim patroli.
Yahya Sinwar menjadi pemimpin Hamas setelah wafatnya Ismail Haniyyah dalam serangan Israel di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024). Kematian Sinwar diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap dinamika politik dan militer di wilayah tersebut.
Penulis: Hibnul Walid Al Khosyi
Editor: Muhammad Albar