Sekolah Parlemen Menjadi Kebutuhan Mahasiswa Indonesia di Mesir

 ”Ini berawal dari antusias teman-teman sendiri yang ingin belajar untuk menjadi legislator. Jadi kami juga benar-benar meriset, hal apa yang dibutuhkan oleh masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir), ternyata sekolah parlemen ini adalah sebuah kebutuhan bukan hanya sekedar keinginan.” Ujar Muhammad Syahruridho Jufri sebagai Steering Committee di acara Sekolah Parlemen ini.

Dilihat dari antusias mahasiswa Indonesia di Mesir tentang keparlemenan itu tinggi, sehingga dibentuklah Sekolah Perlemen oleh kemenko dua PPMI Mesir, dan juga melihat bahwa hal ini tidak hanya sekedar keinginan saja, namun juga menjadi sebuah kebutuhan untuk mahasiswa dalam mengetahui kinerja seorang legislator yang berada di Indonesia.

Sekolah Parlemen ini berangsung dari 16-21 Juli 2024.  Pada 16 Juli acara dengan tema “Gelar Wicara Kelegeslatifan dan Perundang-undangan”. Pemateri tentang kelegislatifan dibawakan oleh Prof. Dr. Sunny Umumul Firdaus, S.H., M.H. sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pemateri tentang perundang-undangan dibawakan oleh ibu Christina Aryani, S.E., S.H., M.H. sebagai anggota Komisi I dan Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI).

Lalu pada 17 Juli mengangkat tema ”Seminar Persidangan” yang pematerinya adalah Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, M.P.P. yaitu Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR RI) Periode 2019-2024. Seminar ini dilakukan secara online.

Setelah itu pada 20 Juli, para anggota Sekolah Parlemen mengikuti simulasi sidang komisi, dan ditutup pada 21 Juli dengan simulasi sidang rapat paripurna.

Pembelajaran dan praktik sidang di Sekolah Parlemen ini menjadi sebuah harapan besar untuk mengetahui dan menjadikan masisir yang berbasis agama tidak hanya akan menjadi seorang ustaz atau ustazah, namun juga bisa menjadi legislator yang hebat.

“Tentu saja harapan saya kepada mahasiswa Indonesia lulusan sini (Universitas Al-Azhar) itu dapat ikut serta di politik Indonesia. Jadi kita pulang tidak hanya sekedar menjadi seorang ustaz, namun kita juga kita bisa menjadi seorang anggota dewan dan lain sebagainya.” Ungkap Fajar Muhammad Attar sebagai Ketua Panitia Sekolah Parlemen.

Reporter: Muhammad Fachri Aziz

Editor: Fathiah Salsabila

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *