Selasa (7/2/2023), H Muhammad Aminuddin Bukhori resmi menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Al Azhar. Ia meraih nilai mumtaz setelah dua jam lebih diuji oleh 4 penguji, Prof. Dr. Ahmad Ramadan Musthafa Dhiyab, Prof. Dr. Sya’ban Muhammad Atiyyah, Prof. Dr. Abd At-Tawwab Hasan Muhammad Ibrahim, dan Prof. Dr. Hasanain Abdul Fattah.
“Alhamdulillah, lega dan bersyukur tentunya. Karena prosesnya lumayan menguras perasaaan dan tenaga, meskipun saya tidak mengatakan ini bukan usaha yang terbaik. Tapi, ini sudah yang terbaik saya kerahkan dalam menulis risalah ini,” ungkapnya .
Mahasiswa Jurusan Tafsir Quran ini menambahkan, tantangan terberat dalam menulis tesis adalah diri sendiri. Mendisplinkan waktu dalam menulis, agar tidak malas.
“Karena ketika sudah menulis risalah, kita seperti burung dilepas. Berbeda dengan S1 dan tamhidi, kita masih disuapkan. Oleh itu, setiap hari tantanganya adalah diri pribadi.”
Aminuddin magister keempat yang berasal dari KSMR (Kelompok Studi Mahasiswa Riau-Kepri). Diketahui magister di Universitas Azhar berbeda dengan magister di Indonesia, yang hanya setahun sampai dua tahun. Di sini butuh waktu minimal 4 tahun.
“Kita lihat dulu, apa komitmennya. Kalau pribadi, saya ambil S2 di sini masih penasaran dengan ilmu. Ingin benar-benar mengkaji ilmu itu sendiri. Sebesar apa pun rintangan insya Allah, akan dilalui. Seperti proses ijroat di Azhar tentunya sudah paham, ya, sering kali buat kita kesal. Tapi itu semua terbayarkan, kita bertemu profesor yang keren, pikiran semakin luas. Yang mana, itu belum tentu saya temukan di Indonesia. Kalau hanya mencari gelar, mungkin itu yang menyebabkan teman-teman patah semangat dan putus di tengah jalan,” sarannya bagi yang lagi atau akan melanjutkan magister di Azhar.
Setelah ini, ia segera melanjutkan doktoral di Universitas Azhar. Menjadikan ia kandidat doktor kedua setelah Ustaz Irsyad Azizi, Lc, MA.
“Karena ini amanah dari almarhum ayah, ingin saya melanjutkan S3 di Azhar. Impian beliau seperti itu, mohon doanya,” tutupnya.
