Oleh: Kru Media Liputan Al-Jauhar
Pendahuluan
Grand Egyptian Museum (GEM), atau dalam bahasa Arab المتحف المصري الكبير, merupakan sebuah mahakarya baru yang diharapkan mengukuhkan posisi Mesir sebagai pusat peradaban kuno dunia. Terletak di tepi barat Kairo, tepat di dekat kompleks Piramida Giza, museum ini dirancang untuk menjadi museum arkeologi terbesar di dunia. Dengan luas total bangunan mencapai 90.000 meter persegi dan area pameran utama seluas 46.000 meter persegi, GEM memadukan kemegahan arsitektur modern dengan nuansa sejarah yang mendalam. Riset sederhana ini dilakukan oleh kru Media Liputan Al-Jauhar, bertujuan untuk mengeksplorasi keunikan, fungsi, serta kontribusi GEM terhadap pelestarian sejarah dan peningkatan pariwisata budaya di Mesir.
Sejarah Perencanaan dan Pembangunan
Gagasan pendirian GEM pertama kali dicetuskan pada tahun 1992. Proses pembangunan fisik resmi dimulai pada tahun 2002, dengan target awal selesai pada 2012. Namun, berbagai faktor penghambat seperti instabilitas politik, masalah ekonomi, dan pandemi COVID-19 menyebabkan tertundanya penyelesaian hingga dijadwalkan diresmikan penuh pada tahun 2025. Penundaan ini justru menjadi kesempatan untuk terus menyempurnakan desain, koleksi, serta teknologi yang digunakan, sehingga museum ini tidak hanya berfungsi sebagai ruang pamer, tetapi juga sebagai pusat penelitian dan edukasi global.
Konsep Arsitektur dan Teknologi
Arsitektur GEM menggabungkan elemen modern, megah, serta elegan, sambil tetap menonjolkan ciri khas kebudayaan Mesir. Setiap galeri dilengkapi dengan sistem informasi interaktif yang memungkinkan pengunjung mempelajari konteks sejarah, simbolisme, serta fungsi dari artefak yang ditampilkan. Penggunaan teknologi mutakhir menjadi daya tarik tersendiri, membuat pengalaman berkunjung lebih mendalam, bukan sekadar melihat, tetapi juga memahami.
Koleksi dan Galeri Utama
Museum ini direncanakan memamerkan lebih dari 50.000 artefak, yang menggambarkan sejarah Mesir selama lebih dari 7.000 tahun. Salah satu koleksi paling terkenal adalah peninggalan Tutankhamun yang terdiri dari lebih dari 5.000 objek, yang sebelumnya berada di Egyptian Museum Tahrir. Galeri peradaban (Civilization Gallery) menjadi salah satu sorotan utama. Koleksinya terbagi berdasarkan periode sejarah, yaitu: Masa Pradinasti dan Dinasti Awal, Kerajaan Lama, Periode Menengah, Kerajaan Baru, dan Periode Akhir (termasuk era Yunani-Romawi). Setiap galeri tidak hanya menampilkan artefak kerajaan, tetapi juga mengangkat aspek kepercayaan, kehidupan sosial, dan interaksi Mesir dengan budaya lain. Keberagaman inilah yang memperlihatkan kehebatan peradaban Mesir sebagai bangsa yang adaptif sekaligus kaya akan warisan budaya.
Fasilitas Pendukung
Selain ruang pamer utama, GEM dilengkapi berbagai fasilitas lain seperti museum anak-anak, galeri peradaban, auditorium, pusat perbelanjaan, restoran, serta berbagai sarana pendukung lainnya. Museum ini juga menawarkan pengalaman edukasi bagi anak-anak dan pelajar melalui program interaktif yang dirancang khusus. GEM buka setiap hari pukul 08.30–18.00 CLT, dengan batas pembelian tiket pada pukul 16.00 CLT. Harga tiket bervariasi, mulai dari 100 pounds Mesir untuk warga lokal hingga 1.200 pounds Mesir untuk wisatawan asing, tergantung area dan fasilitas yang dipilih.
Signifikansi Budaya dan Pariwisata
Sebagai museum arkeologi terbesar, GEM diharapkan tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat riset arkeologi dan pendidikan budaya. Museum ini diyakini akan memperkuat citra Mesir sebagai pusat peradaban kuno yang mendunia. Kehadiran GEM membuka peluang kolaborasi internasional dalam bidang konservasi artefak, riset sejarah, serta pengembangan pariwisata budaya. Dengan menghadirkan narasi sejarah secara utuh dan modern, museum ini mampu menarik berbagai kalangan, dari peneliti, pelajar, hingga wisatawan umum.
Deskripsi Beberapa Patung Ikonik di Grand Egyptian Museum
Patung Ramses II
Patung kolosal Ramses II menjadi salah satu ikon utama GEM. Patung ini memiliki tinggi sekitar 11 meter dan berat mencapai lebih dari 80 ton. Dibuat dari granit merah, patung ini awalnya ditemukan di Mit Rahina (dekat Memphis) pada tahun 1820-an. Ramses II dikenal sebagai salah satu firaun terbesar dalam sejarah Mesir, memimpin ekspansi wilayah dan banyak membangun monumen megah. Penempatan patung ini di pintu masuk GEM memberikan kesan pertama yang luar biasa dan menegaskan kebesaran sejarah Mesir kuno.
Patung Senusret I
Patung firaun Senusret I (Dinasti XII) dikenal dengan gaya seni yang menampilkan wajah penuh ketenangan dan kekuatan. Senusret I berperan penting dalam memperkuat pemerintahan pusat dan memperluas proyek pembangunan candi dan monumen di seluruh Mesir. Patung ini melambangkan kebangkitan kembali kekuatan kerajaan pada masa Kerajaan Tengah.
Patung Amenhotep III
Amenhotep III adalah salah satu firaun terkenal Dinasti XVIII. Patung-patung dirinya yang monumental di GEM memperlihatkan keagungan serta stabilitas masa pemerintahannya, yang dianggap sebagai masa keemasan budaya Mesir. Ekspresi wajah yang tenang, tubuh yang proporsional, serta ornamen kerajaan di patung-patung Amenhotep III menggambarkan kepercayaan masyarakat Mesir pada keilahian raja mereka.
Patung Tutankhamun
Selain koleksi benda-benda pribadi, GEM juga memiliki patung-patung Tutankhamun dalam berbagai pose simbolik. Patung ini menonjolkan ciri khas pemuda yang memimpin Mesir di usia sangat muda. Salah satu patung memperlihatkan Tutankhamun mengenakan nemes (penutup kepala kerajaan) dan memegang tongkat upacara. Keindahan detail dan kehalusan ukiran menunjukkan kemajuan seni pahat Mesir pada masa Kerajaan Baru.
Patung Dewi Sekhmet
Patung Dewi Sekhmet, dewi perang dan penyembuhan, juga menjadi salah satu koleksi penting. Patung ini menggambarkan Sekhmet dengan kepala singa, simbol kekuatan dan perlindungan. Banyak patung Sekhmet ditemukan di Karnak, dan koleksi di GEM membantu menggambarkan aspek spiritual masyarakat Mesir yang sangat percaya pada kekuatan dewa-dewi.
Patung Ratu Tiye
Ratu Tiye, ibu dari Akhenaten dan istri Amenhotep III, diabadikan dalam patung yang menunjukkan status serta peran pentingnya dalam politik dan agama. Patung ini mencerminkan karakter yang kuat dan dihormati pada masanya, menekankan bahwa perempuan dalam kerajaan Mesir memiliki pengaruh yang sangat besar.
Bagian Tambahan
Dengan keberadaan patung-patung ikonik ini, GEM tidak hanya menjadi tempat menyimpan artefak, tetapi juga menjadi ruang hidup untuk merasakan keagungan, spiritualitas, dan estetika tinggi yang pernah mengisi sejarah Mesir kuno. Keanekaragaman koleksi patung memperkaya narasi sejarah serta memberikan pemahaman mendalam tentang kehidupan masyarakat Mesir ribuan tahun lalu.
Penutup
Grand Egyptian Museum merupakan proyek ambisius yang tidak hanya sekadar menyimpan artefak, tetapi juga membangkitkan narasi sejarah Mesir kuno dengan cara yang relevan dan mendalam bagi generasi masa kini. Penelitian sederhana ini menunjukkan bagaimana GEM berperan penting sebagai jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan peradaban Mesir. Kru Media Liputan Al-Jauhar mengapresiasi upaya besar yang telah dilakukan oleh pemerintah Mesir dan berbagai pihak pendukung. Museum ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi global dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya dunia.