Aku yang Dahulu

Gelak tawa
Riang terucap tanpa beban hal
Tak senonoh padahal
Menancap pula ke selubung nadi
Ironinya dirimu, hei sialang jaduk
Merekah dusta kau katakan
Tipu daya kau rembeskan
Bongkahan itu,
Telak menerjang sisa asa yang tergugu
Tak mengapa
Sungguh tidak mengapa
Nyaliku telah berkutik kini
Lelah ia mengumpat terus
Celoteh pendam, pendam, dan pendam
Hingga satu dua semut berkerubung
Menyayat asa perlahan
Terambisi betul mengurung ‘aku’ di teropong pilu
Miris bukan?
Aku yang dahulu
Pengecut, sungguh..

Penulis: Raihana Salsabila

Editor: Fathiah Salsabila

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *