ksmrmesir.org – Divisi Keputrian SEMA FSI kembali menghadirkan Serial Seminar Fatayat Warasatul Ummah (Senar Fatwa) hari kedua pada Sabtu (2/11), bertempat di sekretariat Kelompok Studi Walisongo, Hay ‘Asyir. Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi antara SEMA FSI, PCIA Mesir, serta mahasiswa KKN Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Isu kesehatan mental menjadi sorotan utama dalam kegiatan ini. Dengan mengusung tema “Kesehatan Mental Perempuan dalam Perspektif Syari’ah,” acara ini bertujuan menumbuhkan kesadaran generasi muda, khususnya perempuan, terhadap pentingnya menjaga kesehatan mental dengan landasan nilai-nilai Islam.
“Kami memilih tema kesehatan mental sebagai salah satu program utama karena isu ini sangat relevan di kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir yang mayoritas berasal dari generasi Z,” jelas Nafisya Rahma, salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang terlibat dalam KKN internasional ini.
Pemateri pertama pada hari kedua adalah Dukturoh Ilham Syahin, dosen Universitas Al-Azhar. Dalam pembukaannya, beliau menyampaikan rasa bahagia dapat bertemu dengan para wafidat asal Indonesia. “Saya sangat senang berada di antara para wafidat dari Indonesia. Saat pertama kali mendengar tema yang diangkat, saya langsung tertarik untuk bergabung di dalamnya. Tema ini merupakan asas kalian di syari’ah Islamiyyah. Kalian telah dipilih oleh Allah untuk menempuh jalan ini, dan kalian memiliki maqam yang mulia di sisi-Nya,” ungkap beliau.
Beliau menegaskan pentingnya peran perempuan dalam peradaban Islam. Menurutnya, perempuan adalah madrasatul ula bagi anak-anaknya yang akan menjadi generasi penerus Islam. Ia juga menyinggung bahwa banyak ayat Al-Qur’an turun berkaitan dengan perempuan. Di antaranya ayat tentang warisan, dzihar, dan iddah bagi wanita hamil sebagai bentuk pembelaan Islam terhadap hak-hak perempuan.
Selain itu, beliau berpesan, “Wajib bagi seorang penuntut ilmu syari’ah untuk beramal dengan ilmu tersebut. Tidak ada ilmu tanpa amal,” tegasnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan Ustadzah Aisyah Dhiya, S.Pd. dengan tema “Syari’atku Penyejuk Hatiku: Merawat Kesehatan Mental dengan Syari’at Islam.” Ustadzah Aisyah menekankan bahwa Islam tidak hanya mengatur tata cara ibadah, tetapi juga mengajarkan bagaimana menjaga kesehatan mental.
“Banyak orang beranggapan bahwa penyakit mental disebabkan oleh lemahnya iman. Persepsi itu tentu keliru. Islam memandang penyakit mental sebagai fitrah. Setiap manusia pasti menghadapi kesulitan hidup; depresi adalah respons alami terhadap kesulitan itu,” ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa Islam memberikan perhatian besar terhadap kesehatan mental, sebagaimana firman Allah yang melarang manusia untuk berlarut dalam kesedihan. Bahkan Rasulullah ﷺ pun pernah bersedih saat kehilangan istri tercinta, namun tidak tenggelam dalam kesedihan itu.
Kolaborasi lintas negara ini diharapkan dapat memperkuat kepedulian terhadap pentingnya kesehatan mental perempuan serta menjadi jembatan antara mahasiswa dalam negeri dan mahasiswa internasional dalam menerapkan nilai-nilai Islam, terutama dalam bidang kesehatan mental dan hak-hak perempuan.
Reporter: Fira Fatihati Rahmi
Editor : Muhanmad Yahya Abdurrahman


